This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 27 Januari 2012

Rumus Logika dalam Excel

Salah satu kelebihan dalam Program Excel adalah fungsi logika. Ada beberapa formula/rumus logika, diantaranya IF dan COUNTIF. Pada sesi ini kita akan belajar penggunaan logika dengan IF STATEMENT.

IF STATEMENT : IF(logical_test;value_if_true;value_if_false)
IF adalah fungsi dasar logika dalam Excel. IF dapat digabungkan dengan AND atau OR untuk penggunaan logika yang lebih kompleks. Untuk lebih jelas, silahkan gunakan latihan di bawah ini:
Masukkan A pada cell A1 dan Masukkan B pada cell A2
Pada cell B1 ketikkan rumus/formula seperti ini :
=IF(A1=”A”;”TRUE”;”FALSE”), artinya kita akan menguji apakah nilai pada cell A1 = A, jika benar maka hasilnya adalah ”TRUE”, namun jika salah hasilnya ”FALSE”.
Perhatikan penggunaan titik koma (;) diantara statement/argumen tergantung pada setting di komputer anda, dapat juga berupa koma (,).
Lalu copy kan rumus tersebut di cell B2
Hasil yang akan diperoleh adalah, pada cell B1 nilainya adalah ”TRUE” karena cell A1 = A, sedangkan pada cell B2 nilainya adalah ”FALSE” karena cell B1 = B
Untuk lebih jelas lihat ilustrasi gambar di bawah ini:

http://2.bp.blogspot.com/_nXYU7TRAPZc/SkDX6PSTOCI/AAAAAAAAALg/VduInvNLSTY/s320/logika1.jpg

Catatan: Argumen pada IF STATEMENT terbatas sampai tujuh (7) argumen.

Contoh dengan menggunakan lima argumen:
=IF(A1=”A”;”PERFECT”;IF(A1=”B”;”GOOD”;IF(A1=C;”ENOUGH”;
IF(A1=”D”;”BAD”;IF(A1=”E”;”VERY BAD”;”NO DATA”)))))


http://2.bp.blogspot.com/_nXYU7TRAPZc/SkDYWURqNbI/AAAAAAAAALo/nj7o1rM4Eec/s320/logika2.jpg

AND dan OR digunakan apabila kita ingin menguji dua kondisi dalam satu statement. Misalnya, ada dua buah hasil tes (Tes Teori dan Tes Praktek) dan kita ingin menentukan keputusan berdasarkan kedua hasil tes tersebut, apakah si A, B, dan C lulus atau tidak. Kalau kita ingin kedua hasil tes tersebut harus berada diambang kelulusan maka kita menggunakan fungsi AND, sedangkan kalau kelulusan cukup dengan salah satu saja yang memenuhi standar maka kita menggunakan fungsi OR.

Berikut latihannya:
Tuliskan data di dalam sheet excel seperti tabel di bawah ini

http://2.bp.blogspot.com/_nXYU7TRAPZc/SkYYyVf8EuI/AAAAAAAAALw/gAKGqCYa7Fs/s320/logika4.jpg

Kita akan menggunakan nilai standar atau minimal kelulusan adalah 70.
Lalu pada cell D1 ketikkan rumus/formula seperti ini (tanpa tanda kutip):
=IF(AND(B2>=70;C2>=70);"LULUS";"GAGAL")
Lalu tekan ENTER, maka hasil yang akan muncul adalah “GAGAL” karena pada siswa A mendapatkan nilai 40 pada tes Teori yang berada di bawah standar kelulusan yaitu 70, walaupun ia mendapatkan nilai 90 pada tes praktek.
Copy kan rumus pada cell D1 tersebut pada cell D2 dan D3 untuk mendapatkan hasil bagi siswa B dan C.
Untuk lebih jelas lihat hasilnya pada gambar di bawah ini:

http://2.bp.blogspot.com/_nXYU7TRAPZc/SkYZBRO88MI/AAAAAAAAAL4/2Fc1xsV0qes/s320/logika3.jpg

Sekarang bandingkan kalau kita menggunakan fungsi OR bukannya AND.
Ketikkan rumus di bawah ini pada cell E1 (tanpa tanda kutip):
=IF(OR(B2>=70;C2>=70);"LULUS";"GAGAL")
Lalu tekan ENTER, hasil yang diperoleh adalah “LULUS” karena siswa A pada salah satu tes memperoleh nilai yang diatas standar kelulusan 70.
Copy kan rumus pada cell E1 di cell E2 dan E3 untuk melihat hasil bagi siswa B dan C.
Lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini :

http://4.bp.blogspot.com/_nXYU7TRAPZc/SkYZouZxppI/AAAAAAAAAMI/nI9uteVoBdg/s320/logika5.jpg

Jumat, 20 Januari 2012

Teriakan Goldanda

Teriakan Goldanda
      Suara hiruk pikuk terdengar di sana sini di penjuru sudut-sudut kelas. Di mana siswa-siswi anak kelas X.A berbicara, bermain, bercanda gurau bersama teman-temannya. Tapi ada suatu kenjangalan dibalik semua itu, dimana di deretan bangku yang ketiga dibaris yang ketiga. Terdapat anak perempuan berambut panjang, berbadan setinggi 160cm, hidungnya mancung, kulitnya kuning langsat dengan matanya yang sipit, tetapi akhir-akhir ini. Anak itu terlihat semakin murung, semakin menutup diri dari teman-temannya, semakin menjauh. Entah apa yang sedang dia pikirkan tetapi itulah dia, dia seorang anak yang duduk sendirian dibaris ketiga yang bernama Goldanda.
      Suara gaduh dikelas terdengar hening. Seketika setelah Ibu Nurjana masuk kedalam kelas X.A tapi anehnya dibelakang Ibu Nurjana ada seorang anak laki-laki. Yang tingginya sekitar 170an putih dan wajah seperti campuran indo dan bule. Anak itu dari tadi tak henti-hentinya tersenyum dengan senyumanya yang menawan dan menarik semua perhatian siswa-siswi dikelas X.A tetapi Gold tetap saja menunduk entah.
      Ibu Nurjana berkata “Anak-anak tolong dengarkan sebentar, disamping Bu guru ada murid baru!.“ Belum selelsai bu Nurjana menjelaskan didepan, salah satu murid yang centil bernama Lala menyahut,
      “Ibu, cepetan suruh dia perkenalan!, ganteng cuuuii haha …” Ujar Lala (dengan gayanya yang centil dan caper).
      Suara kelas terdengar kembali menjadi gaduh dengan canda tawa serta ketawa anak kelasX.A.
      “Suuuiit, diam anak-anak diam!!” Ujar Ibu Nurjana. Ibu guru pun menyilahkan kepada murid baru itu untuk memperkenalkan dirinya.
      “Haii semua, perkenalkan nama saya Ahmad Hanan Supriansyah, kalian boleh panggil saya Hanan ... “, hujar Hanan.
      Tetapi perkataannya dipotong oleh salah satu murid dikelas tersebut.
      “Eeh, kamu pindahan dari mana?,” sahut salah satu murid.
      “Aku pindahan dari SMAN 18 Bandung” sahut Hanan.
      “Bagi no teleponnya dong!!“, sahut Lala, (dengan mengedipkan matanya kepada Hanan).
      “Hahahaha . . eh kamu ma gak bisa liat yang bening La, langsung deh kamu embat haha”, sahut Dodi.
      “Diam aaaah, apa-apaan si kamu ni. Gak tau hehe” ujar Lala (dengan senyumanya yang centil).
      “Udah-udah jangan berisik lagi Lala Dodi diam!!” timbal Ibu Nurjana.
      Baiklah anak-anak ibu rasa cukup perkenalan dari Hanan.
      “Hanan, kamu duduk disebelah Gold ya!”, (sambil menunjukan tempat duduk yang kosong disebelah Glod) kata Bu Nurjana.
      Lala pun berkata “yaaah, kok kamu duduk sama anak itu, sama aku saja!”, (sambil menunjuk-nujuk bangku disebelahnya).
      “Kamu pindah saja gi ke sana!!”, (sambil mendorong teman bangkunya yang disebelah). Hanan Cuma tersenyum kecil melihat tingkah Lala.
      Hanan pun dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya yang tipis dan menawan. Dia berjalan menuju bangku yang telah ditunjuk  oleh Ibu Nurjana tadi. Dia duduk dengan sambil memegang erat tas punggungnya. Hanan melihat Goldanda yang masih menunduk dengan rambut panjangnya yang tidak perna diikat sama sekali. Hanan pun heran dengan semua itu, hatinya bertanya mengapa anak ini?? mengapa berbeda???? Mengapa dia tidak sama dengan anak yang lain, yang berantusias mau kenal sama dia, mau bersalaman. Tetapi semua kebingungan hanan terpecah oleh Gold (panggilan Goldanda). Gold mengangkat kepalanya tetapi tidak menoleh kearah Hanan. Hanan pun tak menghiraukan semua itu karena hanan belum terlalu mengenal Glod lebih dalam dan hanya mengetahui namanya yaitu Gold. Sedangkan Ibu Nurjana sibuk menjelaskan mata pelajaran B.Indo didepan kelas.
      Kriiiiiiiingggg!!!!! Suara bel pun berbunyi menunjukan pukul 10.30 WIB. Waktunya istirahat untuk siswa-siswi SMAN 3 Jakarta. Semua anak berhamburan diluar, ada yang ke kantin, ke perpustakaan, ada yang bermain. Hanan yang seorang murid baru pun belum memahami bagaimana krateria anak di SMAN 3 Jakarta terutama anak kelas X.A. Tetapi masih ada sebuah tanda tanya dalam benaknya, dengan salah satu anak yang masih belum mau beranjak dari tempat duduknya yaitu Goldanda. Hanan pun mencoba mengajaknya berbicara,
      “haii”, kata Hanan
      Tapi tidak ada sahutan sama sekali dari Gold. Hanan mencoba mengulang kembali kata yang sama seperti tadi, tapi tetap saja tidak ada sahutan. Setelah berulang kali hanan mengajaknya berbicara, terdengar suara gesekan antara bangku dengan lantai. Yang bertanda, bahwa Gold beranjak berdiri dan meninggalkan bangkunya dengan tumpukan buku-buku serta tas yang basah akibat air mata Gold. Hanan pun semakin aneh mengapa anak ini??? Ada apa dengan dia?? mengapa ada air mata di tas di bukunya?? semua terasa aneh???. Hanan mencoba mengambil salah satu dari buku Gold. Dia mencoba membaca sampul bukunya. Itu adalah buku tulis mata pelajaran Matematika. Di buku itu tertuliskan nama Goldandan kelas X.A alamat Jln.Merak no 42. Dengan sampul buku yang basah akibat air matanya. Dari semenjak itu Hanan tau, kalau nama anak perempuan itu bernama Goldanda. Nama yang aneh asing ditelinga. Dan dari itu juga, Hanan segan mengajak Gold berbicara ataupun menyapanya.
      Pulang sekolah tiba, kembali lagi suasana yang hiruk pikuk. Semua anak SMAN 3 Jakarta berhambur keluar kelas. Ada yang pulang, nongkrong dulu atau masih betah didalam kelas. Gold sudah duluan pulang dengan jemputannya. Hanan pun berinisiatip untuk mengikuti mobil Gold dari belakang. Sesampainya disuatu rumah yang mewah serta tertutup rapat dengan pagar yang amat tinggi. Hanan melihat dari kejauan diatas motornya. Setelah mobil Gold masuk ke pagar dan cukup lama Hanan menunggu. Berharap Gold keluar tapi tidak ada tanda-tanda kalau Gold akan keluar. Hanan pun beranjak pegi dari tempat itu. Dengan segudang pertanyaan kepada anak perempuan yang bernama Goldanda.
      Keesokan harinya, seperti biasa Gold terlihat murung tanpa berbicara sedikit pun. Dan itupun berulang kali setiap hari selalu begitu yang terjadi tidak ada perubahan. Sampai suatu hari, hanan menemukan Gold berada di sebuah padang rumput yang luas, hijau dan dibibir padang rumput itu terdapat sungai kecil yang bening. Disana terdapat sebuah rumah pohon yang mungil dan di depan pohon itu terdapat anak perempuan ya itu Gold, si pendiam. Dia memakai rok berwarna biru muda kota-kotak lucu, ada pita kecil disampingnya. Dengan baju yang berlegan panjang berwarna putih yang polos tanpa corak.
      Hanan pun memperhatikan tingkah Gold dari kejauhan. Dia selalu menunduk seperti meratapi sesuatu tapi entah apa yang diratapinya. Entahlah. Langitpun mendadak mendung dan turunlah hujan yang deras dengan suara gemuru yang bergelegar. Membuat sekujur tubuh Hanan dan Gold basah kuyup. Tetapi Gold tak ada reaksi satu pun untuk beranjak dari tempat itu.  Hanan pun semakin aneh.
      Mengapa demikian?? Apakah dia tak tau akan adanya hujan, bajunya basah, mengapa dengan dia??? Ada apa dengan dia??? aneh aneh aneh cuma itu yang ada di benak Hanan. Dia seoarang anak perempuan yang aneh.
      Tapi, diselah-selah hening Hanan. Hanan mendegar suara teriakan yang mengambarkan kekesalan kemarahan benci muak bosan kesal amarah.
      Gold berteriak “aku bosan, bosa ya Allah. Bosan, aku benci dengan hidupku, peluk aku ya Allah, aku butuh kehangatanmu!”, aaarght.
      Hanan terdiam mendengar semua itu, apa tidak salah yang didengarnya tadi, apakah benar, apakah hanya telinganya yang salah????. Gold pun belari dengan sekuatnya sampai-sampai hanan pun bingung kemana anak itu?? Mana dia??. Sore itu terasa amat berarti dibenak Hanan karena di padang rumput di saksikan rumah pohon dengan derasnya hujan untuk pertama kali. Dia mendengar suara Goldanda yang menyimpan misteri dibalik kemurungannya selama ini.
      Di esok harinya, Gold tidak masuk sekolah dengan keterangan sakit.
      Hanan terteguk “haaah??? Sakiiit”. Apakah Gold sakit akibat hujan deras kemarin sore atau apa???. Mengapa dia jatuh sakit. Terus apa hubungannya dengan teriakan dia kemarin???. Semua terasa aneh.
      Setelah pulang sekolah, Hanan bergegas menganti baju lalu mengambil kunci motor dan pamit izin keluar. Tapi dalam hati kecilnya dia berniat menjenguk Gold. Hanan menemui rumahnya tapi rumahnya tertutup rapat dengan pagar tembok yang tinggi. Berkali-kali bel dibunyikan tapi tidak ada sahutan, Hanan pun memutuskan untuk kepadang rumput kemarin tapi disana dia tidak menjumpai Gold yang ada hanyalah anak-anak kecil yang bermain tapi tidak ada Gold.
      “Kemana Gold??. Kemana??.”
      “Mengapa dia tidak ada kabar setelah kemarin dia berteriak.”
      “Hem, mengapa anak itu, ada apakah dengan Goldanda??”. Ujar Hanan didalam hati.
      Besoknya, Gold tetep tidak masuk sekolah, kembali lagi bangku disebelah Hanan kosong tanpa Goldanda. Hanan hanya bisa tertunduk dengan semua itu. Tapi dia tidak putus asa untuk mencari Gold dan mengajaknya berbicara. Setiap hari Hanan mencari Gold kemana saja tapi tetap Gold tidak ada!!. Sampai, di hari yang ke tujuh Gold masuk sekolah. Hati hanan gembira sekali, karena baru dia memasuki kelas. Dia menemui Gold sudah ada dibangkunya, langsung saja Hanan menyapanya.
      “Heeii Gold kamu kemana saja berapa hari ini”, kata .
      Tapi Gold tidak membalas ucapan Hanan. Gold hanya menoleh ke Hanan tanpa ekspresi apa pun. Hanan merasa canggung setelah kejadian itu, tapi masih ada rasa dan niat dia untuk mengajak Gold berbicara.
      Hari itu, tanggal 18 januari hari senin sepulang sekolah hanan seperti biasa pulang ke rumah. Tanpa kegiatan apa pun selain pukul 15.00 WIB.  Hanan latihan basket tapi cuaca tidak bersahabat, Hanan kembali tiduran di ranjang tetapi hatinya janggal dan merasa tidak nyaman,
      “Mengapa aku kepikiran Gold yaa???“ kata Hanan.
      Lalu Hanan pergi dengan motornya menuju padang rumput yang lalu, yang dia pernah bertemu Gold. Dan benar disana ada Gold dengan dikelilingi banyak balon yang berwarna-warni ada yang bentuk love, bentuk balon biasa. Dan yang anehnya mengapa dia memakai gaun berwarna pink dengan diatas kepalanya ada sebuah mahkota yang sepertinya terbuat dari ranting. Sungguh cantik Gold. Hanan pun semakin aneh dan bertanya-tanya atas semua kelakuan Gold seperti itu.
      Dibelakang Gold aneh ada sebuah origami burung sepertinya itu 1000 burung origami pikir Hanan. Hanan semakin memperhatikan gerak-gerik anak perempuan itu, tetapi ada suara berteriak dan itu suara Gold.
      Gold berteriak (sambil memegang balon yang berwarna-warni).
      Hanan terteguk  mendengar jeritan Gold.
      “Maaaa, Paaaa. Mamaaaaaa di mana? Papaaaaaaa di mana???, Gold butuh Mama, Gold butuh Papaaaa”.
      Dia berteriak sejadi-jadinya. Terdengar suara tangisan dan tangisan itu Gold yang tidak asing lagi ditelinga Hanan. Tapi  ketika itu Gold melepaskan ratusan balon berwarna-warni ke udara. Sungguh indah, indah sekali tapi sayang Gold tetap murung.
      Tetapi gold tetep berteriak “Mamaaaa Papaaa. Peluuuk Gold peluk Gold, kalian dimanaaaa??”.
      Hanan semakin terteguk dengan semua itu, dia semakin bertanya-tanya.
      “Kemanakah kedua orang tua Gold??. Mengapa mereka tak bersama disaat Gold butuh mereka??.”
      Hanan tak kuasa, dia pun belari menghampiri Gold.
      “Gold” kata hanan, Gold pun menoleh dan kaget.
      “kamu siapa” kata Gold.
      “Aku Hanan murid baru yang duduk disebelahmu!.” Ujar Hanan.
       Gold hanya menjawab “ooo” dan kembali kedepan melihat ratusan balon yang dia terbangkan.
      Hanan mencoba mengajak dia berbicara,
      “Kamu kenapa??”. Gold tidak menjawab tapi dia duduk dengan kembali air matanya berlinang.
      “Kamu kenapa Gold ?? kembali Hanan menanyakan. Gold cerita kamu kenapaa?. Kenapa kamu murung??. Kenapa akhir-akhir ini kamu tidak keliatan??.” Ujar Hanan.
      Gold pun menoleh kepada  Hanan dengan air matanya yang masih berilinang, dengan kaku Gold menjawab
      “Mamaaaa Papaa…”, (Dengan wajah yang cemberut).
      “Kenapa Mama dan Papamu??,” kembali Hanan menayakan pertanyaan yang serupa.
      Gold pun menceritakan semuanya kalau orangtuanya telah cerai, perusahaan Papanya bangkrut, Papanya menikah dan sekarang Papanya tinggal bersama istri dan anaknya yang baru. Dan Mama, Mamanya tinggal diluar negeri karena Mamanya kerja disana, punya Butik dan Glod tinggal bersama kedua pembantu yang merupakan pekerja Mamanya. Air mata Hanan seketika jatuh dan dia tak bisa berkata apa-apa lagi.
      “Kamu kenapa nangis???,” Kata Gold kepada hanan.
      “Oh tidak apa-apa eh, kenapa kamu terbangi ratusan balon warna-warni tadi???”, ujar Hanan.
      “Uum aku nerbangi semua itu agar Papa dan Mama ku kembali”.
      “Dan mengapa kamu berdandan seperti ini???.” Ujar Hanan lagi karna masih banyak pertanyaan dihatinya.
      Gold tertunduk dia menjawab “Karna hari ini, hari ulang tahunku dan dihari ini juga Mama dan Papa ku cerai…”. (sambil tertunduk dan menangis tersedu-sedu).
      “Sudah-sudah Gold jangan bersedih lagi, Allah berikan semua ini…” Ujar Hanna.
      “Aaarrrght!!” tiba-tiba Gold berteriak kembali,
      “Allaaaaah gak adil Allah jahat Allah gak adiil…”. (Sambil tertunduk kembali).
      Hanan mencoba menenangkan Gold yang lagi terpukul,
      “Gold, semua yang dikasih sama Allah itu adalah yang terbaik untuk kita, mau itu senang atau duka ya kita sebagai hambanya kita harus bisa menerima!!”, Ujar Hanan. Gold menangis dan tertunduk.
      “Gold”, (sambil merangkul Gold).
      “Gold cobalah terima dan buka lembaran baru, itu masa lalumu yang akan menjadikan diri kamu kuat, kamu bisa tertawa seperti teman-teman yang lain!!”, ujar Hanan.
      “Tapiii aku butuh Papa Mamaaa, aku butuh meraka!!”, kata Gold dengar suara isak tangisnya.
      “Iya, aku tau Gold ujar Hanan tapiiii…” tapi apa bantah Gold,
      “Tapi yakinlah Allah tidak akan mungkin buat hambanya susah, cobalah terima kenyataan dan percayalah dibalik semua ini pasti ada hikmahnya”.
      Hanan mencoba menghapus air mata Gold dengan sapu tangan yang berada disakunya.
     “Gold semua pasti kan kembali dengan berjalannya waktu, yakinlah dengan keajaiban allah”. Ujar hanan (Hanan tersenyum ketika Gold mengangkat kepalanya). Gold merangkul hanan,
      Gold berkata, “Aku senang bisa berkenalan denganmu!!.”
      “Aku juga senang bisa berkenalan dengan mu Goldanda”. Ujar Hanan (dengan membalas rangkulan Gold). Tetapi Glod seketika melepaskan rangkulannya (sambil cemberut).
      “Aku tidak suka dipanggil Goldanda!!,” Ujar Gold.
      “Loh kenapa gak suka??,” jawab Hanan. Tapi kan itu namamu.
      “Bukaan, jangan panggil aku Goldanda” hentak Gold.
      “Hei cantik, kamu kenapa??? Goldanda kenapa.” Balas Hanan.
      ”Diaam Hanan,” Gold pun marah (dengan wajah yang kesal).
      “Goldanda itu…”, (sambil wajah yang cemberut kembali).
      “Ayook ceritalah Gold, kenapa kamu gak suka dipanggil Goldanda??,” Ujar Hanan .
      Goldanda itu pemberian orangtua aku, mereka berharap aku menjadi seorang putrii yang ceria tapi merekalah yang menghalangiku untuk meraih impian itu, (Gold masih tertunduk). Lalu, Hanan mengangkat dagu Gold dengan menatap mata Gold dan berkata.
      ”Gold, kamu beruntung kamu diberi nama Goldanda dan masih sempat diberi kasih sayang oleh Mama dan Papa sedangkan aku, aku sama sekali tidak tau Ibuku siapa Ayahku siapa, mereka telah damai disurga sejak aku kecil, aku mau mencari dimanapun, mereka tetap tidak akan bertemu karena mereka ada disana,” Ujar Hanan (sambil menunjuk langit dan seketika air mata Hanan pun terjatuh. Jadi bersyukurlah dengan apa yang kamu peroleh sekarang, jalani saja hidup ini Hanan masih berbicara dan dia tidak tau kalau Gold belari mengambil secarik kertas dan menuliskan “ Ya Allah jagalah Mama dan Papa Hanan. Mama dan Papa Glodanda.“ Gold, menghampiri Hanan.
      “Nan, ini buat pesawat-pesawatan,” ujar Gold,
      “Ini apa kata Hanan?? do’a ku ujar Gold.
      Tanpa dibacanya Hanan pun membuat pesawat-pesawatan lalu berkata kepada Gold.
      “ini sudah jadi.” Ujar Hanan kepada Gold Kita terbanginya (Gold tersenyum).
      “Iya,” kata Hanan, seperti biasa Gold berteriak.
      Dear god, kabulkan ya Allah…” (mereka berdua menerbangkan pesawatan yang dibuat oleh Hanan, mereka berduapun tersenyum).
      Cahaya mentari bak meninggalkan detik detik  kehangatan. Suara burung berkicau-kicau seakan memberi harapan yang cerah dimasa depan. mereka saling rangkul dan mereka berjanji akan menjadi teman sejati teman yang saling mengisi dikala suka dan duka. Mereka berdua tersenyum menatap pintu masa depan dengan cerah dan masa lalu biarlah berlalu yang setia menjadi cambuk dimasa depan (dengan saling menggenggam jemari).