This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 01 Maret 2012

Microsoft Excel XI.IPS



CABANG OLAHRAGA


NO NAMA BASKET VOLI LARI SENAM TENIS JUMLAH RATA-RATA KRITERIA
1 AGUS ELMANSYAH 45 56 67 45 67 280 56 KURANG
2 AGUNG DWI SAPUTRA 76 43 45 56 45 265 53 KURANG
3 AKTA MUAKZIN 89 67 23 76 12 267 53,4 KURANG
4 ALEX WIJAYA 86 78 67 34 56 321 64,2 BAIK
5 ARIF WILLIAN 60 79 45 45 87 316 63,2 BAIK
6 ARY IZWAR ROMANSYAH 23 69 90 68 67 317 63,4 BAIK
7 EKA PRATIWI 76 98 89 67 45 375 75 BAIK
8 HARYANDI 67 45 67 58 43 280 56 KURANG
9 HAYATIN NIKMAH 87 23 45 97 89 341 68,2 BAIK
10 HERU PRATAMA 90 78 67 45 67 347 69,4 BAIK
11 IMAM ABIYU HAMID 92 87 35 67 55 336 67,2 BAIK
12 INTAN PERMATA SARI 93 86 89 100 89 457 91,4 ISTIMEWA
13 ISNY WASILAWATY 45 56 82 56 65 304 60,8 BAIK
14 M.AKBAR TAMARA 78 90 78 78 44 368 73,6 BAIK
15 MARYAMA MASOPIA 89 56 89 98 89 421 84,2 ISTIMEWA
16 MUADDAB MIRATZ 45 45 45 34 78 247 49,4 KURANG
17 NOVA CAHYANTI 23 78 67 23 45 236 47,2 KURANG
18 OKA TRIOLOVA 43 56 23 45 56 223 44,6 KURANG
19 OKTARI SENJAYANI 76 89 67 67 67 366 73,2 BAIK
20 RAHMAD MUHANSYAH 76 67 78 89 78 388 77,6 BAIK
21 RATIH RAMADHANI 78 89 79 78 78 402 80,4 ISTIMEWA
22 RATRI WULAN SARI 78 90 89 67 89 413 82,6 ISTIMEWA
23 RIKI SEPTOMO 76 67 89 78 89 399 79,8 BAIK
24 RIZKA SUPRIYATI 88 78 76 90 89 421 84,2 ISTIMEWA
25 SAHERA AYULIANDA 56 79 67 78 56 336 67,2 BAIK
26 SHERLY MAWARNI 67 79 89 67 67 369 73,8 BAIK
27 SINDIANA 34 67 78 68 89 336 67,2 BAIK
28 SITI LESTARI 56 65 89 68 67 345 69 BAIK
29 SRI HARYANI 78 67 87 67 78 377 75,4 BAIK
30 TOMI ISMAIL 89 78 87 67 67 388 77,6 BAIK
31 VIKA ANGGRAINI 67 78 76 56 78 355 71 BAIK
32 MERLIN ANJANI 89 76 87 87 89 428 85,6 ISTIMEWA










Drama Pagi Bening

Pagi Bening
   Adegan pertama       
            Di pagi hari yang cerah, anak-anak SMAN 43 Bandung gempar karena ulah dua anak yang sudah terkenal dengan kenakalannya, tidak lain lagi mereka adalah Akbar dan Aldo yang sedang berkejar-kejaran dengan guru wakil kesiswaan karena mereka tidak tertib pada saat upacara.
Pak Burhan: ”Hei, kalian berhenti jangan lari, Akbaaaaaar..! Berhenti kalian berdua!”(dengan berlari sekencang mungkin dengan membawa sapu).
Akbar          : ”Hoi... Aldo buruan lari, ngapain juga dengerin bapak itu, cepaaaaat lari!!” (dengan wajah acuh tak acuh terhadap Bapak Burhan)
Aldo            : “Iya, Bar tunggu akulah, sabar.”
Akbar          : “Cepaaat …, loncat pagar”(meloncat pagar dengan gesit)
Aldo            : (Dengan tergesa-gesa sambil melemparkan tas                      punggungnya keluar pagar) “Ambil tasku Bar!!!” (seru Aldo)
Akbar          : “Cepat Doo, entar Bapak itu ngejer kita lagi!” (dengan yang agak gugup)
Aldo            : “Huuuu haa hu ha hu haaa huu …, capek Bar aku, lari-lari gitu. Istirahat dulu ya?” (seru Aldo dengan wajah yang penuh berkeringatan)
Akbar          : “Aaah apaan kamu ni, tidak ada waktu untuk kita                 beristirahat” (memegang tangan Aldo sambil berlari)
Aldo   : “Akbar, sabaaaar …!” (mengikuti Akbar dari belakang)
Adegan kedua
            Sampailah mereka di suatu taman yang hening dan sepi. Hanya suara burung merpati yang terdengar. Di setiap bangku-bangku taman tidak ada satu pun yang terisi kecuali di sudut taman terlihat anak gadis remaja kira-kira berusia 14 tahun.
Aldo   : “Haaa capek banget tau gak lari tu.” (dengan wajah yang             cemberut)
Akbar: “Iyalah capek, kata siapa gak??” (menengok ke arah salah satu
              anak gadis yang sedang menulis-nulis sesuatu  di tanah)
Aldo  : ”Beli minum dulu, yuk!” (mengipas-ngipas wajah dengan             tangannya)
Akbar: (Tidak menjawab)
Aldo   : “Eeeh, jawab ayok beli minum, capek haus ini!!”
Akbar: “Diam dululah, itu kamu liat!!!” (menunjuk anak yang sedang   menulis di atas tanah)
Aldo   : “Yang mana sih?” (menengok-nengok ke kanan ke kiri)
Akbar: “Ituuu yang lagi nulis-nulis di tanah!!” (sambil menunjuk             seorang gadis tersebut)
Aldo   : “Ooh, emang kenapa dengan anak itu? kamu suka?”       (menggaruk-garuk kepala)
Akbar : “apaan sih,” (berjalan menghampiri anak   tersebut)
Aldo   : “Eh, tunggu dulu. mau ke mana sih? Masih capek tau gak           (sambil mengikuti Akbar dari belakang )
Akbar   : “(Duduk di sebelah Endang dengan memperhatikan kedua anak gadis tersebut )”
Aldo     : “Ngapain kita di sini?” (masih tetap berdiri di samping   Akbar)
Akbar   : “Kalian siapa?kenapa ada di sini? Bukannya kalian                   sekolah?” (merasa bingung dengan keadaan)
Aldo     : “Banyak tanya banget sih kamu ni?”
Endang: (Melihat ke arah Aldo dan Akbar tanpa menjawab apa   pun.)
Akbar   : “Kalian siapa sih? Kenapa ada di sini?” (masih tetap     memandang kedua anak tersebut)
Aldo     : “Kamu lagi gambar apaan?? Serius amat sih hehehe ….” (sambil ketawa melihat gambar yang digambar oleh Lastri)
Akbar   : “Emang dia gambar apaan?? (menengok kearah Lastri)
Aldo     : “Hehehe lucu ya gambarannya, gambar kucing” (masih       tetap ketawa dengan girangnya)
Lastri   : “Kalian ini siapa ? Datang-datang menggangu, mengejek         orang lagi” (dengan wajah yang merah karena kekesalan)
Endang: “Sudah Tri sudah, jangan marah ah” (mengelus-ngelus           punggung Lastri untuk meredamkan amarahnya)
Aldo     : “Lho, kenapa kamu marah??” (dengan sikap yang aneh  dan bingung)
Akbar   : “Eh, kenapa kamu? kenapa marah dengan temanku?”               (menatap Lastri)
Lastri   : “Kenapa kamu mengejek gambaranku?” (sambil melihat           Aldo)
Aldo     : “Itu gambaran kucing kan??” (sambil tersenyum tersipu-sipu)
Lastri   : “Bukaaan, ini gambar kupu-kupu” (dengan menunjuk-nunjuk gambarannya)
            Aldo dan Endang pun merasa aneh melihat mereka berdua bertengkar tanpa sebab, Endang merasa aneh mengapa tiba-tiba ada dua orang lelaki menghampiri mereka .
Aldo     : “Aaah, itu mah kucing ada kakinya empat!” (tertawa terbahak-bahak)
Endang: “Kalian berdua ini siapa? (dengan wajah penasaran)
Akbar   : “Aku Akbar dan dia Aldo!” (sambil menunjuk Aldo)
Aldo     : “Iya, kami berdua adalah teman” (sambil tersenyum)
        Endang: “Lalu kalian kenapa ada di sini, pakai seragam sekolah pula, bukannya ini masih jam belajar?”
        Lastri   : “Iya, kalian siapa, kenapa menganggu kami berdua??”(dengan wajah yang bertanya-tanya)
Akbar   : “Kami berdua kabur dari sekolah karena membuat onar, tadi juga kami dikejar-kejar oleh pak guru.”
Aldo     : “Iya, itu juga oleh ini ni sih Akbar” (dengan menunjuk wajah Akbar)
Akbar   : “Diaam!!” (menginjak kaki Aldo)
Lastri    : “Lalu, kalian kabur ke sini, dan gak sekolah?”
Aldo      : “Iya, kalian juga bolos sekolah kan?” (dengan melihat arah Endang dan Lastri)
Lastri    : “Sembarangan kamu bilang orang bolos!” (dengan wajah marah)
Endang: “Tidak, kami tidak bolos” (dengan wajah yang meyakinkan)
Akbar   : “Lalu, kenapa kalian ada di sini, seharusnya kan kalian              berada di sekolah?” (dengan wajah yang bertanya-tanya)
Lastri   : “Mau tau aja urusan orang?”
Akbar   : “Kami kan sekedar nanya, salah apa?”
Endang: “Kami tidak sekolah lagi” (sambil menundukkan kepalanya)
Lastri   : “(Dengan wajah yang memelas) iya, kami berada di sini             karena kami tidak melanjuti sekolah.”
Akbar   : “Kenapa?” (masih saja dengan wajah yang bertanya-tanya)
Aldo     : “Hem, pulang yuk panas, ngapain juga nanya-nanya yang tidak penting dengan mereka!” (dengan rasa acuh tak acuh)
Akbar   : “Diam dululah kamu ni, dengerin mereka berdua!!(melihat ke arah Endang)
Lastri   : “Kami ingin melanjutkan sekolah tetapi karena keadaan perekonomian keluarga, kami tidak bisa seperti kalian bersekolah setiap hari” (masih dengan wajah yang memelas)
Aldo     : “Kasian ya? (dengan melihat wajah Akbar)
Akbar   : “Iya, sedangkan kita masih sempat-sempatnya bolos dan         bikin onar disekolah!! (dengan wajah yang menunduk)
Aldo     : “Iya, keluarga kita bercukupan, kedua orang tua kita mampu menyekolahkan kita, tetapi kita malah menyia-nyiakan kesempatan” (dengan menarik nafas panjang)
Akbar   : “Kalian ingin sekolah?” (dengan memandang Endang dan Lastri)
Endang: “Iya”
Lastri   : “(Menarik nafas panjang) iya, begitulah tetapi karena      perekonomilah kami jadi begini!”
Aldo     : “Sesal dalam benakku!!” (menghela nafas)
Akbar   : “Iya, aku pun begitu, kita seharusnya memanfaatkan                 kesempatan ini” (dengan wajah yang menyesal)
       Endang: “Jadi bersyukurlah kalian karena punya kesempatan untuk sekolah” (memandang wajah Aldo dan Akbar)
      Akbar    : “Iya, aku juga mau merubah sikap burukku selama ini”              (dengan wajah yang menyakinkan)
     Aldo      : “Aku pun juga ingin berubah sikap burukku selama ini, aku ingin memberi yang terbaik untuk kedua orang tuaku”   (senyum dengan manisnya)
Lastri    : “Bagus, gapai cita-cita kalian setinggi langit” (senyum              manis kepada Aldo dan Akbar)
Endang: “Semangat !!! “ (dengan wajah yang membara semangat)
            Aldo, Akbar, dan Lastri pun tersenyum melihat tingkah Endang yang tersenyum-senyum. Matahari pun semakin meninggi menuju ke singgasanaannya yang seutuhnya, memberi pertanda hari pun semakin siang. Keempat anak tersebut masih asyiknya mengobrol dengan saling berbagi cerita .

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (Bagai Dua Sisi Mata Uang)

"Dalam pengelolaan sumber daya alam ini benang merahnya yang utama adalah mencegah timbulnya pengaruh negatif terhadap lingkungan dan mengusahakan kelestarian sumber daya alam agar bisa digunakan terus menerus untuk generasi-generasi di masa depan."Membahas tentang sumber daya alam, dapat kita bagi ke dalam dua kategori besar, yakni sumber daya alam yang bisa diperbaharui (seperti hutan, perikanan dan lain-lain). Dan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui, seperti, minyak bumi, batubara, timah, gas alam dan hasil tambang lainnya. Dalam tulisan ini akan kita kaji sumber daya alam berupa hasil tambang dan itu tidak dapat diperbaharui. Membicarakan hasil tambang, tentu timah merupakan salah satunya.

Apalagi timah sangat identik dari sebuah ciri khas sebuah propinsi yang bernama Bangka Belitung. Siapa yang tidak kenal negeri kita jika kita katakan merupakan salah satu pulau penghasil timah di republik ini. Namun, berbicara tentang pengelolaan hasil tambang berupa timah itu sendiri, rasanya sangat malu melihat bagaimana permukaan negeri ini yang telah hancur dan membentuk kolong-kolong kecil sehingga membentuk seperti sebuah danau-danau kecil. Apalagi butuh cost yang sangat mahal untuk reklamasi lahan minimal mengurangi dampak buruk pada masa yang akan datang. Siapa yang akan disalahkan? Bukan pertanyaan itu yang mesti kita jawab.

Tapi, bagaimana hal seperti itu bisa terjadi dan apa yang mesti kita perbuat untuk memberikan solusi yang terbaik untuk kelestarian sebuah lingkungan hidup. Mungkin, jika dikaitkan dengan kemiskinan dan bagaimana masyarakat harus berpikir untuk mengenyangkan “perut” hal inilah mungkin yang menjadi sebab utama mendorong penduduk menguras alam sehingga merusak lingkungan. Jika kita amati bahwa dapat kita katakan ada hubungan antara jumlah dan macamnya sumber daya alam dengan produk bagi konsumsi masyarakat. Hubungan tersebut terlihat bahwa semakin besar pola konsumsi masyarakat maka semakin banyak pula sumber daya alam yang akan dikelola dan semakin beraneka ragam pola konsumsi masyarakat, maka semakin bermacam pula sumber daya alam yang akan dikelola.

Dari permasalahan tersebut di atas, dapat kita telaah dan mungkin harus menjadi pertanyaan bagi kita, mengapa hal seperti itu bisa terjadi? Jawabannya tentu ada pada diri kita masing-masing untuk lebih bersikap arif terhadap lingkungan sebelum lingkungan itu sendiri yang memberitahu kepada kita bahwa setiap bencana alam yang terjadi adalah karena ulah tangan manusia itu sendiri. Kita amati bagaimana sebuah bencana banjir yang terjadi di Aceh & Sumatera Utara yang diakibatkan penggundulan Taman Nasional, Gunung Leuser, Alikodra (7/12/2006) atau di negeri Serumpun Sebalai sendiri, beberapa minggu terakhir terjadinya banjir yang menggenangi daerah Semabung, Pangkalpinang akibat tidak ada lagi yang menjadi penyerap air di daerah sekitarnya. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa kawasan hutan memiliki kemampuan dalam mengatur tata air, mencegah erosi dan banjir serta memelihara kesuburan tanah.

Berbicara sumber daya alam tentu tak lepas dari peran sebuah teknologi tepat guna untuk sebuah kelestarian lingkungan. Untuk itu, pengusaha harus dapat memilih teknologi dan cara produksi yang bisa memperkecil dampak negatif dari kepada lingkungan. Apalagi jika kita lihat kebijakan penataan ruang daerah dilakukan dengan tujuan untuk mampu menciptakan pemanfaatan ruang wilayah yang berimbang, optimal dan berwawasan lingkungan untuk kepentingan masyarakat luas. Kita tidak dapat menutup mata, bagaimana pemanfaatan teknologi berupa alat berat pada sektor pertambangan, yang secara seporadis membabat habis hutan untuk mencari hasil tambang yang terkadang hasilnya nihil atau 0%. Kepada siapa kita akan bertanggung jawab? Pikirkan apa yang dapat kita tinggalkan untuk generasi mendatang dan apa yang dapat kita katakan kepada mereka. Atau lingkungan hidup yang seperti inikah yang akan kita wariskan kepada mereka?

Akhir dari sebuah permasalahan, tentu akan tuntas dengan adanya solusi-solusi yang mungkin akan ada tindak lanjut ke depannya. Pertama, pemerintah harus lebih giat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peranan lingkungan hidup dalam kehidupan manusia melalui pendidikan dalam dan luar sekolah. Kedua, perlunya inventarisasi dan Evaluasi potensi SDA dan lingkungan hidup. Ketiga, meningkatkan penelitian dan pengembangan potensi manfaat hutan terutama untuk pengembangan pertanian, industri dan kesehatan. Keempat, penyediaan Infra Struktur dan Spasial SDA dan Lingkungan Hidup baik di darat, laut maupun udara. Kelima, Perlunya persyaratan AMDAL terhadap usaha-usaha yang mengarah pada keseimbangan hidup. Terakhir, perlunya penyuluhan dan kerjasama kemitraan antara Lembaga Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan SDA serta perlunya peningkatan kemampuan Institusi dan SDM Aparatur Pengelolaan SDA dan LH. Karena pembangunan yang baik adalah yang berwawasan lingkungan walaupun terkadang dengan kemungkinan kerusakan untuk ditimbang dan dinilai manfaat untung ruginya dan diambil keputusan dengan penuh tanggung jawab kepada generasi mendatang. Karena generasi yang akan datang, tidak ikut serta dalam proses pengambilan keputusan sekarang dalam menentukan penggunaan sumber daya alam yang sebenarnya kita hanya meminjami dari mereka untuk pembangunan masa kini dengan dampak pembangunan di masa nanti!

Faktor-faktor Kerusakan Lingkungan Hidup

Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara
lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
b. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
c. Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

PENGERTIAN LINGKUNGAN

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

Energi dan Kelestarian Lingkungan Hidup


T idak bisa disanggah lagi kalau di era kini, segala aktivitas yang dilakukan masyarakat modern sangat ketergantungan kepada ketersediaan energi. Hampir di semua sector kegiatan, energi menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, kemajuan suatu negara akan sangat terkait dengan kecukupan ketersediaan energi di negara tersebut. Sebut saja negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa lainnya, bahkan Korea . Ketersediaan energi di negara-negara tersebut sangat memadai untuk melakukan kegiatan di berbagai bidang yang bisa diandalkan untuk pembangunan bangsa dan negaranya. Namun dalam pengadaan energi tentu saja harus memperhatikan factor kelestarian lingkungan hidup. Karena lingkungan tempat mahluk hidup ini bernaung tidak kalah pentingnya dari kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Merusak lingkungan hidup, sama saja dengan mencelakakan diri sendiri. Lingkungan hidup suatu negara akan sangat berkaitan dengan negara lain, karena kita tinggal di bumi yang sama. Sebab itu pula setiap negara sangat berkewajiban untuk sungguh-sungguh memperhatikan dan mencegah hal-hal yang bisa menjadi penyebab kerusakan lingkungan hidup.
Dampak kerusakan lingkungan hidup seperti pemanasan global, saat kini sudah mulai dirasakan di berbagai belahan bumi ini. Seperti terjadinya peningkatan suhu udara, permukaan air laut naik, yang bisa menenggelamkan pulau-pulau kecil, dan daratan di sekitar pantai, terjadinya perubahan iklim, yang kini sudah terjadi di beberapa tempat termasuk di negeri ini. Kesemua itu karena lingkungan tempat manusia dan mahluk hidup lainnya sudah tercemar. Bahkan menurut sumber-sumber yang bisa dipercaya, keganasan topan yang akhir-akhir ini suka melanda salah satu bagian di daratan Amerika, diprediksi oleh para ahli sebagai efek dari pemanasan global. Ancaman lain yang tidak kalah bahayanya bagi kehidupan manusia, adalah terjadinya hujan asam.
Di Indonesia sendiri, memasuki tahun 2006 telah terjadi angin badai di beberapa perairan yang mengakibatkan banjir di daerah sekitar pantai hingga berhari-hari. Akibatnya para nelayan tidak bisa turun ke laut untuk mencari ikan, sehingga mereka mengalami masa-masa paceklik. Belum lagi lebatnya curah hujan mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa daerah. Kejadian-kejadian ini tentu masih punya kaitan dengan pemanasan global akibat kerusakan lingkungan. Kalau penyebab-penyebab kerusakan global ini tidak ditanggulangi untuk ditekan sekecil mungkin, tentu kerusakan lingkungan yang sudah terjadi ini akan semakin parah yang akibatnya juga akan merugikan semua mahluk hidup termasuk kita.
Penyumbang terbesar kerusakan lingkungan hidup secara menyeluruh, adalah polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara, bahan bakar minyak, dan gas alam secara besar-besaran. Dari pembakaran itu berakibat terjadinya emisi rumah kaca sebagai penyebab pemanasan global.
Masalah lingkungan hidup memang bukan persoalan salah satu negara saja, tetapi sudah menjadi tanggung jawab seluruh bangsa dan negara. Oleh karena itulah berbagai upaya dilakukan orang untuk mencegah tambah rusaknya lingkungan hidup. Seperti dengan diselenggarakannya KTT Bumi, Protocol Kiyoto, dlsb. Bahkan beberapa negara yang masih memanfaatkan bahan bakar fosil, berusaha mengurangi efek rumah kaca dengan menggunakan bahan bakar gas alam yang secara ekonomis sangat kompetitif bila dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi atau batubara. Hanya sebenarnya gas alam juga tetap menimbulkan CO2, tetapi lebih sedikit bila dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi dan batubara. Di samping itu pun gas alam juga menimbulkan methan selama proses penyediaannya, yang kesemua itu dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Meski akhir-akhir ini muncul teori lain tentang efek rumah kaca, seperti menurut periset Amerika mengatakan bahwa variable aktivitas Mataharilah yang bepengaruh pada naik turunya suhub global. Namun mengurangi pembakaran bahan bakar fosil bagi pemenuhan kebutuhan energi tentu mempunyai manfaat yang besar, paling tidak sebagai langkah penghematan cadangan sumber daya alam yang ada untuk dipergunakan oleh anak cucu kita nanti.
Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara secara besar-besaran, dilakukan orang untuk keperluan pembangkit tenaga listrik, industrialisasi, dan transportasi. Khusus untuk bahan bakar pembangkit tenaga listrik, sebenarnya penggunaan bahan bakar fosil sudah bisa ditekan sekecil mungkin, karena ada teknologi modern yang menggunakan bahan bakar lain non fosil yang lebih irit produktif, aman dan tidak menimbulkan polusi. Disamping itu pun bahan bakar fosil seperti bahan bakar minyak harganya cenderung terus meningkat, persediaannya juga sangat terbatas. Orang tidak mungkin harus ketergantungan terus menerus kepada bahan bakar minyak, karena suatu saat cadangannya akan habis. Oleh karena itu bagi Indonesia kini saatnya kita memanfaatkan bahan bakar non fosil untuk berbagai keperluan seperti untuk pembangkit listrik. Dengan demikian selain turut melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup secara global, juga sebagai langkah penghematan cadangan sumber daya alam yang sudah semakin menipis di negeri ini.