Selasa, 29 November 2011

Daftar Pustaka dan Catatan Kaki


Melengkapi Karya Tulis Dengan Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki
1.      Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan.  Daftar pustaka yang berupa buku unsur-unsurnya meliputi:
a.       Nama pengarang, yang dikutip secara terbalik;
b.      Judul buku, termasuk judul tambahanya;
c.       Data publikasi, yang meliputi: penerbit, kota terbit, tahun terbit.
Sementara itu, daftar pustaka yang berupa majalah atau koran, unsur-unsurnya meliputi: nama majalah, nomor edisi dan waktu penerbitan.
            Sumber-sumber tersebut, baik yang berupa buku, majalah, ataupun koran, harus disusun secara alfabetis. Berikut contohnya daftar pustaka :.
Keraf, Gorys. 1994. Terampil Berbahasa Indonesia 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
            Kosasih, E.2006. Kompetensi Kebahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya.
            Kompas, 6 Maret 2010.
            Republika, 13 Agustus 2010.
            Utomo, Widodo & Tika Atikah, 2003. Pedoman Khusus Pengembang Silabus dan Penilian Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kurikulum 2004 SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
            Wahyuningsih, dkk.2003. Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak. Jakarta: Elex Media Komputindo. 

             









2.      Catatan Kaki
Apabila hasil penilitian itu disajikan dalam bentuk tulisan, di samping perlu melengkapinyadengan daftar pustaka, kita pun bisa menggunakan catatan kaki pada karangan itu.
Catatan kaki ( footnote ) dibuat untuk menunjukkan sumber suatu kutipan, pendapat, fakta-fakta, atau ikhtisar. Catatan kaki ditandai dengan angka arab ( 1, 2, 3 dst.).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan catatan kaki adalah sebagai berikut:
·         Catatan kaki diletakkan di bagian bawah halaman yang sama dengan bagian kalimat yang ditandai itu, tidak boleh menempatkannya pada halaman yang terpisah.
·         Nama pengarang
Nama pengarang dititik dengan apa adanya. Hal ini dengan pengetikan daftar pustaka: nama pengarang dimulai dengan nama belakang.
·         Tahun penerbit
·         Judul buku
Judul buku dititik dengan huruf miring atau dengan diberi garis bawah.
·         Edisi buku
Apabila buku ini terdiri atas beberapa edisi dan yang dikutip bukan edisi pertamanya, maka di belakang judul buku harusdicantumkan edisi buku tersebut. Misalnya, Edisi 2, Edisi 3, dan seterusnya.
·         Nomor volume buku
Apabila buku yang dikutip itu terdiri dari beberapa nomor jilid ( volume ), maka nomor jilid tersebut diletakkan setelah edisi. Nomor jilid ditulis Jilid 1, Jilid 11, dan seterusnya.
·         Tempat penerbit
Tempat penerbit/nama kota ditik setelah nama penerbit.
·         Nama penerbit
Nama penerbit ditik setelah nomor jilid.
·         Halaman yang dikutip
Nomor halaman ditulis dengan menggunakan singkatan “p.” ( page ) atau “hal.” ( halaman ). Bila yang dikutip lebih dari satu halaman, maka ditulis “pp.” ( pages ). Dengan demikian, bila ditulis p.78 berarti yang dikutip hanya dari halaman 78. Sementara itu, apabila ditulis pp.45-50, berarti yang dikutip itu berasal dari halaman 45 sampai ke halam 50.
                        Contoh-contoh penulis catatan kaki.
1.      David Nurian. 1991. Language Teaching Methodology:A Textbook for Teacher. New York: Prentice Hall, hal. 233.
2.      Richard Rodger. 1999. The Nature of Language, terj. Oleh Ronald Wardough. New Jersey: pergamon Ltd., hal. 5.
3.      Keith Davis dan John W. Newstrom. 1995. Human Behavior at Work: Organizational Behavior, Seventh edition, terj. Oleh Agus Darma. Jakarta:Erlangga, hal. 31 32.
4.      Julia S.Falk. 1998. Thinking and Speaking in Nature, il. Oleh ahmeed Hasan. Cabridge: Cambridge Press, hal. 49.
5.      Joshua Jakson. 2000. Man in Uttering Ideas, Second Edition. New York: Prentice Hall, hal. 121.
Apabila suatu buku dikutip berkali-kali, maka penulis catatan kaki yang kedua dan seterusnya dapat menggunakan singkatan. Ketentuannya adalah sebagai
berikut.
1.      Iblid
Iblid. Adalah kependekan dari ibidiem yang mengandung arti ‘pada tempat yang sama’ atau ‘ pada pekerjaan yang sama’. Ibid. dipakai apabila suatu kutipan diambil dari sumber atau buku yang sama dengan sumber atau buku yang disebutkan sebelumnya secara berturut-turut dengan halaman yang berbeda. Setelah kata ibid, sember itu cukup ditulis nomor halamanya saja.
Contoh:
1.      A.Cheader Alwasilah. 1998. Bunga Rampai Pengajaran Bahasa. IKIP Bandung Press, hal. 3.
2.      Ibid., hal. 7.
2.      Op.cit
Op cit. adalah kependekan dari Opere citato. Artinya, ‘pada karangan yang telah dikutip’. Op. cit. dipakai apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang telah disebutkan sebelumnya, namun sumber itu telah diselingi oleh sumber lain dalam halaman yang berbeda.
Contoh:
1.      Daniel Gile. 1990. Basic Conceprt and Models for Interprenter and Translator Training. Philadelpia: John Benjamin Publishing Company, hal. 47.
2.      Nancy Frisberg. Interprenting: An Introduction, Revised Edition. Maryland: RID Pubtication, hal. 13.
3.      Daniel Gile. Op cit., hal. 56.
3.      Loc. Cit.
Loc. Cit. adalah kependekan dari loco citato. Artinya, pada tempat /halaman yang telah dikutip. Loc. Cit. dipakai apabila suatu kutipan yang diambil dari sebuah sumber yang sama tetapi telah diselilingi oleh sumber kutipan lain dalam halaman yang sama.
1.      Ronal Wardhaugh. 1997. Introduction to Linguistic. New York: McGraw Hill Bokk, hal. 198.
2.      Victoria Fromkin. 1978. An Introduction to Language. Los Angeles: Rineheart and Winston Publication, hal. 57.
3.      Ronal, Wardaugh. Op. cit., hal. 201.
4.      Victoria Fromkin. Loc. Cit.
5.      Ronal Wardhaugh. Loc cit.

0 komentar:

Posting Komentar